Kamis, September 22

Thoriqoh Tijaniyah

Mu’assis Thoriqoh Tijaniyyah ini adalah wali khatmi wal katmi Sayidisy Syaikh Abul ‘Abbas Ahmad bin Muhammad At-Tijani Radliallahu ‘anhu (1150-1230 H). Jalur nasab ayahnya bersambung sampai kepada Sayidina Hasan As-Sibthi bin Ali bin Abi Thalib radliallahu anhum.
Pada tahun 1196 H, Syaikh Ahmad At-Tijani pergi ke sebuah tempat yang tenang dan barokah di padang sahara, yang di situ tinggal seorang wali agung Abu Samghun. Di tempat itu beliau memperoleh Alfath al-Akbar (anugerah yang sangat besar) dari Allah SWT, yaitu bermuwajahah (bertatap muka) dengan Rasulullah SAW. secara yaqdhah (keadaan jaga/bukan mimpi). Pada saat itu Rasulullah mentalqin beliau untuk;
a). Wirid istighfar 100 kali dan shalawat 100 kali, dan
b). mentalqinkan wirid tersebut kepada umat Islam yang berminat sekalipun berdosa.
Dan juga bersabda kepada Beliau: ”Tidak ada karunia bagi seorang makhluk pun dari para guru thoriqoh atas kamu. Akulah Washilah/perantaramu dan pembimbingmu dengan sebenar-benarnya, maka tinggalkanlah semua thoriqoh yang telah kamu ikuti.”
Pelaksanaan wirid tersebut berjalan selama empat tahun. Dan pada tahun 1200 H, wirid itu disempurnakan oleh Rasulullah SAW. dengan ditambah “hailallah” (Laa ilaaha illallah).
Thoriqoh Tijaniyah ini tersebar luas di Mesir, Kepulauan Arab, sebagian penjuru Asia, Afrika Hitam, dan juga di barat Afrika.
Para pengikut Thoriqoh ini mempunyai sumbangan yang besar terhadap Islam, karena mereka telah menyebarkan prinsip-prinsip Islam ke tengah-tengah kaum penyembah berhala di Afrika, dan memasukkan mereka ke dalam Islam, sebagaimana sumbangan mereka yang juga besar dalam menolak misi para misionaris Nasrani di Afrika.
Kitab tentang sejarah thoriqoh ini serta dzikir-dzikirnya telah ditulis oleh para guru Tijaniyah, yaitu Jawahirul Ma’ani wa bulughul Amani fi Faidl Asy-Syaikh At-Tijani atau yang juga dikenal dengan kitab Al-Kanais.


EmoticonEmoticon

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...